Fokus Bisnis Pariwisata Bali dan Permasalahannya
Sebagai Negara yang
mempunyai keindahan alam dan atraksi budaya yang menawan, Indonesia mempunyai
kesempatan untuk menjadi salah satu tujuan wisata. Salah satu provinsi di
Indonesia yang merupakan daerah
tujuan wisata bagi para wisatawan
baik domestik maupun mancanegara adalah Provinsi Bali.
Pariwisata di Bali merupakan sektor yang paling maju dan
berkembang. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam,
wisata sejarah maupun wisata budaya. Wisata alam, misalnya meliputi 47 obyek
wisata, seperti panorama di Kintamani, Pantai Kuta, Legian, Sanur, Tanah Lot,
Nusa Penida, Nusa Dua, Danau Batur dan lain sebagainya. Wisata budaya meliputi
83 obyek wisata, seperti misalnya wisata seni di Ubud, upacara barong di
Jimbaran dan berbagai tempat seni dan galeri yang sekarang banyak bermunculan
di beberapa tempat di Pulau Bali. Wisata budaya ini sangat berkembang pesat,
apalagi banyak karya seni yang dihasilkan oleh pelukis dan pematung dari Bali
yang harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, ada
beberapa pelukis asing yang sudah lama menetap di Bali, seperti Mario Blanko,
Arie Smith, Rudolf Bonner dan sebagainya. Begitu pula dengan wisata sejarah,
dapat dilihat berbagai peninggalan sejarah beberapa kerajaan seperti
Karangasem, Klungkung dan Buleleng.
Pariwisata di Bali
sempat mengalami penurunan sejak terjadinya tragedi Bom Bali pada tahun 2002. Beberapa Negara mengeluarkan
perintah untuk tidak bepergian ke Bali (Travel Warning) seperti yang pernah
dilakukan oleh Australia dan Amerika. Dengan seiring berjalannya waktu,
pariwisata di Bali kembali mengalami kemajuan. Wisatawan baik domestik maupun
internasional mulai berdatangan untuk kembali berwisata di Bali karena
bagaimanapun juga Bali selalu memberikan kesan tersendiri bagi para wisatawan
dengan keindahan alam dan keunikan budaya yang dimilikinya.
Industri pariwisata
merupakan jenis industri
yang mempunyai mata rantai
kegiatan yang sangat panjang. Banyak kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata, hal ini
berarti banyak industri
lain yang dapat digerakkan oleh industri pariwisata seperti kegiatan biro
perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian, dan budaya daerah,
kerajinan rakyat, guider, pameran dan olah raga internasional yang
diselenggarakan di daerah-daerah. Dengan berkembangnya industri pariwisata di suatu
negara/daerah tentu akan meningkatkan pula pendapatan negara/daerah tersebut.
Terlebih lagi bagi daerah yang menggantungkan pendapatan daerahnya melalui
sektor industri
pariwisata seperti Bali.
Namun, kini
yang menjadi pertanyaan, dimanakah letak fokus bisnis pariwisata di Bali? Dapat
kita lihat sekarang di kawasan Kuta, Badung yang sudah terkena imbasnya pengaruh
modernisasi. Banyaknya tempat-tempat perbelanjaan serta diskotik-diskotik yang
tumbuh dan berkembang di kawasan Kuta membuat unsur budaya perlahan mulai
terkikis sehingga julukan Bali sebagai daerah wisata budaya berubah menjadi
wisata belanja. Banyak
wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengenal Bali dengan budayanya yang khas dan
unik. Sayangnya wisata yang diinginkan wisatawan ini belum tercapai seutuhnya
akibat kurangnya pemahaman secara utuh bagi pihak-pihak bisnis pariwisata Bali.
Seiring dengan majunya
Pariwisata di Bali, banyak hal yang masih perlu diperhatikan oleh pemerintah khususnya mengenai keadaan lingkungan Bali itu sendiri, seperti kebersihan
lingkungan, alat transportasi serta infrastruktur. Tak sedikit wisatawan
yang mengeluhkan tentang kebersihan Bali masih belum terjaga dilihat masih
banyaknya sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalan bahkan tempat umum.
Alat transportasi yang paling mendominasi di Bali pun hanya taxi tidak seperti
di daerah-daerah lain atau di negara lain yang masih mengandalkan bus umum
sebagai alat transporatsi yang tarifnya terjangkau untuk mengantar wisatawan
bepergian ke tempat tujuan wisatanya. Selain itu, infrastruktur di Bali perlu
mendapat perhatian khusus. Masih
banyak terlihat jalanan-jalanan umum di Bali yang lubang dan rusak. Sehingga,
saat melintasi jalan tersebut, kita merasa tidak nyaman. Jangankan para
wisatawan,
penduduk aslipun juga
akan merasa terganggu dengan infrastruktur yang buruk tersebut.
Bertumpu dari hal yang
telah disampaikan di atas, maka menjadi tantangan bagi kita untuk bangkit dan
mengambil langkah-langkah agar pariwisata Bali tetap berfokus pada budaya dan
kekayaan alamnya dan tidak terseret dengan masuknya arus globalisasi serta
modernisasi.
Sedangkan
untuk memulihkan kondisi pada sektor pariwisata dapat dilakukan langkah-langkah
antara lain meningkatkan promosi dan layanan maupun memperbanyak perwakilan biro
wisata di luar negri. Untuk bangkit dari keterpurukan, semua pihak harus
bangkit dan bekerja sama baik pemerintah maupun pelaku pariwisata dan
masyarakat.
No comments:
Post a Comment