pagi itu tanggal 1 desember pukul 09.00 wita aku sudah berada dikediaman sahabatku nabilah.. yah di hari itu sahabatku akan segera melepas masa lajangnya dengan lelaki yang dikirim oleh Allah untuk menjalankan separuh agamanya hingga akhir hayat memanggilnya. Suasana meriah, haru, tawa berkumpul jadi satu di pagi itu.
"Si pengantin prianya sudah datang!!" seketika suasana menjadi hening, ingin mendengar dengan kusyuk lantunan ijab kabul dari Kak Ridwan. setelah para saksi mengucapkan "SAH" aku melihat kak Ridwan meneteskan air matanya, terlihat dari dari raut wajahnya Ia sangat bahagia dan sangat lega akhirnya dapat meminang wanita yang Ia cintai itu. setelah itu Ia memasuki kamar pengantin untuk menjemput wanita yang baru Ia halalkan. Aku terharu ketika melihat Kak Ridwan menggenggam tangan Nabilah dengan erat. Aku tahu Nabilah seperti apa, sekalipun dy tidak pernah disentuh oleh pria yang bukan muhrimnya. Sungguh pintar Nabila menjaga tubuhnya agar hanya bisa disentuh dengan pria yang sudah halal baginya :')
Melihat pernikahan sahabatku Nabilah dan Kak Ridwan, aku jadi teringat akan sebuah cerita yang pernah aku baca di Novel karangan Habiburrahman El Shirazy yang berjudul "Di Atas Sajadah Cinta". Di cerita itu ada sepenggal surat dari Zahid seorang pemuda yang paling tampan yang sebagian besar waktunya Ia habiskan di masjid untuk beribadah dan menuntut ilmu. Surat itu dy tulis untuk wanita yang Ia cintai bernama Afirah. berikut isi dari surat itu :
Kepada Afirah,
Salamullahi'alaki,
Benar aku sangat mencintaimu. Namun sakit dan deritaku ini tidaklah semata-mata karena rasa cintaku padamu. Sakitku ini karena aku menginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan pahala dan diridhai Allah 'Azza Wa Jalla. Inilah yang kudamba. Dan aku ingin mendamba yang sama. Bukan sebuah cinta yang menyeret kepada kenistaan dosa dan murka-Nya.
Afirah,
Jika kita terus bertakwa, Allah akan memberikan jalan keluar. Tak ada yang bisa aku lakukan saat ini kecuali menangis pada-Nya. Tidak mudah meraih cinta berbuah pahala. Namun aku sangat yakin dengan firmannya :
"Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (yaitu surga)"
Wassalam,
Zahid
dari cerita "Di Atas Sajadah Cinta" itu dan dari kenyataan yang telah aku lihat (pernikahan Nabilah dan Kak Ridwan) sungguh aku tidak bisa mendustai lagi bahwa benar adanya yang telah di firmankan oleh Allah bahwa wanita-wanita yang baik akan mendapatkan laki-laki yang baik. Jodohmu adalah cerminan akan dirimu. Ya Allah sungguh aku tak bisa memendung lagi tangis bahagiaku, melihat sahabatku telah menemukan jodoh yang insya Allah akan membimbingnya untuk bersama-sama meraih surga-Mu. Sungguh aku tidak bisa berhenti bersyukur, dan berdoa agar nantinya aku bernasib sama seperti sahabatku Nabilah itu.
Happy Wedding sahabatku Nabilah. Inilah janji yang telah Allah buktikan kepadamu. penantianmu, bagaimana hebatnya kau menjaga hati dan tubuhmu untuk lelaki baik yang dikirimkan Allah untukmu. Semoga cinta kalian berdua adalah cinta yang agung dan indah karena didasarkan atas cinta yang lebih besar kepada Allah SWT. Semoga segera diberikan anak yang soleh dan solehah. Aaaamiiiin ya Rabb :')
Wednesday, December 12, 2012
Sunday, December 2, 2012
Dimana Tuhan itu Sebenarnya?
apa yang ada di benak kalian jika bertemu dengan perempuan berhijab? pasti yang ada adalah wanita sholehah, tidak pernah melakukan dosa, sempurna, suci dan sebagainya. padahal yang saya tahu seluruh perempuan muslim yang sudah akil baligh wajib hukumnya menggunakan hijab. tapi entah kenapa pandangan orang yang melihat seorang perempuan tiba-tiba menggunakan hijab pasti dikatakan sudah tobat :)
ya benar perempuan itu sedang bertobat, sedang melaksanakan kewajibannya, walaupun kadang masih belum sempurna, dilakukan hanya karena rindu akan surga yang telah Allah janjikan kepadanya.
saya dibesarkan di keluarga muslim, namun dari lahir lingkungan saya tidak fanatik akan agama. saya tidak disekolahkan di sekolah islam dari TK sampai kuliah. lingkungan rumah saya campur ada agama hindu, kristen, dan islam. di gang rumah saya ada masjid besar, sebelahnya berdempetan dengan gereja protestan, dan disamping kirinya bersebelahan dengan rumah pemangku. namun, kita tidak pernah ada selisih pendapat, kita hidup berdampingan dan saling menghormati.
setiap orang pasti pernah merasakan dimana suatu titik dy merasa sangat dekat dengan Tuhannya. Namun, sampai sekarang jujur saya belum pernah merasakannya. Saya hanya melaksanakan kewajiban, yaitu sholat 5 waktu, kadang berpuasa sunah, kadang pula sholat dhuha, tahajud, baca alquran, menggunakan hijab jika keluar rumah, namun belum pernah yang namanya merasakan benar-benar Allah ada di dekat aku. entah Allah yang menjauh, atau hati aku yang belum mau mendekat.
yang menjadi pertanyaan bagaimana caranya agar Allah dekat dengan kita? aku melaksanakan apa yang Allah perintahkan ko, namun kenapa aku ngerasa Allah tidak bersahabat sama aku. Apa belum ada keikhlasan dari aku buat beribadah. Kenapa doa-doa aku gak dikabulin sama Allah. apa yang kurang?
pernah suatu kesempatan mengikuti acara tausyah, disana saya benar-benar nangis, saya takut sama neraka yang digambarkan, saya teringat dosa-dosa yang telah saya lakukan. Namun, cuman sampai disitu, besoknya berbuat dosa lagi. Jadi sebenarnya dimana sih Allah itu? apa sih maksudnya dy menciptakan dunia ini kalo pada akhirnya dy juga menciptakan kiamat buat menghancurkan semuanya?
Hingga aku memutuskan menggunakan hijab walaupun belum sepenuhnya masih lepas pakai. aku tidak pernah peduli bagaimana pandangan orang. aku gak mau menjadi wanita munafik. aku berhijab karena aku punya janji sama Allah. Itu urusan aku sama Allah, urusan personal. Namun kenapa Allah masih menjauh? apa karena aku belum sepenuhnya berhijab jadi Allah marah sama aku? apa Allah tidak melihat ibadah-ibadah aku yang lain? Kenapa teman-teman aku yang agamanya belum sempurna malah kehidupannya sangat sempurna. punya keluarga lengkap, pasangan yang sangat mencintainya, keberuntungan yang datang terus menerus. Tapi kenapa tidak denganku padahal aku berusaha melaksanakan segala kewajiban yang Allah suruh.
dan sekarang aku sadar, aku belum ikhlas cinta sama Allah. aku hanya sekedar menjalankan kewajibannya, namun tidak pernah ikhlas melaksanakannya. aku hanya ingin mendapat reward atas apa yang aku lakukan. aku hanya mengejar kebahagiaan duniawi. sebenarnya Tuhan itu ada didalam hati kita masing-masing. bagaimana kita seharusnya mengikhlaskan diri kita dan biarkan Allah yang mengatur semuanya. sekarang aku mencoba berdamai dengan hati aku, mencoba menjadi wanita yang lebih baik, memantaskan diri, menyempurnakan diri walopun tidak ada manusia sempurna.. yaah sangat susah, susah banget. tapi aku yakin, Allah selalu dihati aku, selalu sayang sama aku. Dan Allah punya skenario indah buat kehidupan aku. :)
ya benar perempuan itu sedang bertobat, sedang melaksanakan kewajibannya, walaupun kadang masih belum sempurna, dilakukan hanya karena rindu akan surga yang telah Allah janjikan kepadanya.
saya dibesarkan di keluarga muslim, namun dari lahir lingkungan saya tidak fanatik akan agama. saya tidak disekolahkan di sekolah islam dari TK sampai kuliah. lingkungan rumah saya campur ada agama hindu, kristen, dan islam. di gang rumah saya ada masjid besar, sebelahnya berdempetan dengan gereja protestan, dan disamping kirinya bersebelahan dengan rumah pemangku. namun, kita tidak pernah ada selisih pendapat, kita hidup berdampingan dan saling menghormati.
setiap orang pasti pernah merasakan dimana suatu titik dy merasa sangat dekat dengan Tuhannya. Namun, sampai sekarang jujur saya belum pernah merasakannya. Saya hanya melaksanakan kewajiban, yaitu sholat 5 waktu, kadang berpuasa sunah, kadang pula sholat dhuha, tahajud, baca alquran, menggunakan hijab jika keluar rumah, namun belum pernah yang namanya merasakan benar-benar Allah ada di dekat aku. entah Allah yang menjauh, atau hati aku yang belum mau mendekat.
yang menjadi pertanyaan bagaimana caranya agar Allah dekat dengan kita? aku melaksanakan apa yang Allah perintahkan ko, namun kenapa aku ngerasa Allah tidak bersahabat sama aku. Apa belum ada keikhlasan dari aku buat beribadah. Kenapa doa-doa aku gak dikabulin sama Allah. apa yang kurang?
pernah suatu kesempatan mengikuti acara tausyah, disana saya benar-benar nangis, saya takut sama neraka yang digambarkan, saya teringat dosa-dosa yang telah saya lakukan. Namun, cuman sampai disitu, besoknya berbuat dosa lagi. Jadi sebenarnya dimana sih Allah itu? apa sih maksudnya dy menciptakan dunia ini kalo pada akhirnya dy juga menciptakan kiamat buat menghancurkan semuanya?
Hingga aku memutuskan menggunakan hijab walaupun belum sepenuhnya masih lepas pakai. aku tidak pernah peduli bagaimana pandangan orang. aku gak mau menjadi wanita munafik. aku berhijab karena aku punya janji sama Allah. Itu urusan aku sama Allah, urusan personal. Namun kenapa Allah masih menjauh? apa karena aku belum sepenuhnya berhijab jadi Allah marah sama aku? apa Allah tidak melihat ibadah-ibadah aku yang lain? Kenapa teman-teman aku yang agamanya belum sempurna malah kehidupannya sangat sempurna. punya keluarga lengkap, pasangan yang sangat mencintainya, keberuntungan yang datang terus menerus. Tapi kenapa tidak denganku padahal aku berusaha melaksanakan segala kewajiban yang Allah suruh.
dan sekarang aku sadar, aku belum ikhlas cinta sama Allah. aku hanya sekedar menjalankan kewajibannya, namun tidak pernah ikhlas melaksanakannya. aku hanya ingin mendapat reward atas apa yang aku lakukan. aku hanya mengejar kebahagiaan duniawi. sebenarnya Tuhan itu ada didalam hati kita masing-masing. bagaimana kita seharusnya mengikhlaskan diri kita dan biarkan Allah yang mengatur semuanya. sekarang aku mencoba berdamai dengan hati aku, mencoba menjadi wanita yang lebih baik, memantaskan diri, menyempurnakan diri walopun tidak ada manusia sempurna.. yaah sangat susah, susah banget. tapi aku yakin, Allah selalu dihati aku, selalu sayang sama aku. Dan Allah punya skenario indah buat kehidupan aku. :)
Saturday, July 28, 2012
tulisan kedua di majalah medikom as pimred
Fokus Bisnis Pariwisata Bali dan Permasalahannya
Sebagai Negara yang
mempunyai keindahan alam dan atraksi budaya yang menawan, Indonesia mempunyai
kesempatan untuk menjadi salah satu tujuan wisata. Salah satu provinsi di
Indonesia yang merupakan daerah
tujuan wisata bagi para wisatawan
baik domestik maupun mancanegara adalah Provinsi Bali.
Pariwisata di Bali merupakan sektor yang paling maju dan
berkembang. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam,
wisata sejarah maupun wisata budaya. Wisata alam, misalnya meliputi 47 obyek
wisata, seperti panorama di Kintamani, Pantai Kuta, Legian, Sanur, Tanah Lot,
Nusa Penida, Nusa Dua, Danau Batur dan lain sebagainya. Wisata budaya meliputi
83 obyek wisata, seperti misalnya wisata seni di Ubud, upacara barong di
Jimbaran dan berbagai tempat seni dan galeri yang sekarang banyak bermunculan
di beberapa tempat di Pulau Bali. Wisata budaya ini sangat berkembang pesat,
apalagi banyak karya seni yang dihasilkan oleh pelukis dan pematung dari Bali
yang harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, ada
beberapa pelukis asing yang sudah lama menetap di Bali, seperti Mario Blanko,
Arie Smith, Rudolf Bonner dan sebagainya. Begitu pula dengan wisata sejarah,
dapat dilihat berbagai peninggalan sejarah beberapa kerajaan seperti
Karangasem, Klungkung dan Buleleng.
Pariwisata di Bali
sempat mengalami penurunan sejak terjadinya tragedi Bom Bali pada tahun 2002. Beberapa Negara mengeluarkan
perintah untuk tidak bepergian ke Bali (Travel Warning) seperti yang pernah
dilakukan oleh Australia dan Amerika. Dengan seiring berjalannya waktu,
pariwisata di Bali kembali mengalami kemajuan. Wisatawan baik domestik maupun
internasional mulai berdatangan untuk kembali berwisata di Bali karena
bagaimanapun juga Bali selalu memberikan kesan tersendiri bagi para wisatawan
dengan keindahan alam dan keunikan budaya yang dimilikinya.
Industri pariwisata
merupakan jenis industri
yang mempunyai mata rantai
kegiatan yang sangat panjang. Banyak kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata, hal ini
berarti banyak industri
lain yang dapat digerakkan oleh industri pariwisata seperti kegiatan biro
perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian, dan budaya daerah,
kerajinan rakyat, guider, pameran dan olah raga internasional yang
diselenggarakan di daerah-daerah. Dengan berkembangnya industri pariwisata di suatu
negara/daerah tentu akan meningkatkan pula pendapatan negara/daerah tersebut.
Terlebih lagi bagi daerah yang menggantungkan pendapatan daerahnya melalui
sektor industri
pariwisata seperti Bali.
Namun, kini
yang menjadi pertanyaan, dimanakah letak fokus bisnis pariwisata di Bali? Dapat
kita lihat sekarang di kawasan Kuta, Badung yang sudah terkena imbasnya pengaruh
modernisasi. Banyaknya tempat-tempat perbelanjaan serta diskotik-diskotik yang
tumbuh dan berkembang di kawasan Kuta membuat unsur budaya perlahan mulai
terkikis sehingga julukan Bali sebagai daerah wisata budaya berubah menjadi
wisata belanja. Banyak
wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengenal Bali dengan budayanya yang khas dan
unik. Sayangnya wisata yang diinginkan wisatawan ini belum tercapai seutuhnya
akibat kurangnya pemahaman secara utuh bagi pihak-pihak bisnis pariwisata Bali.
Seiring dengan majunya
Pariwisata di Bali, banyak hal yang masih perlu diperhatikan oleh pemerintah khususnya mengenai keadaan lingkungan Bali itu sendiri, seperti kebersihan
lingkungan, alat transportasi serta infrastruktur. Tak sedikit wisatawan
yang mengeluhkan tentang kebersihan Bali masih belum terjaga dilihat masih
banyaknya sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalan bahkan tempat umum.
Alat transportasi yang paling mendominasi di Bali pun hanya taxi tidak seperti
di daerah-daerah lain atau di negara lain yang masih mengandalkan bus umum
sebagai alat transporatsi yang tarifnya terjangkau untuk mengantar wisatawan
bepergian ke tempat tujuan wisatanya. Selain itu, infrastruktur di Bali perlu
mendapat perhatian khusus. Masih
banyak terlihat jalanan-jalanan umum di Bali yang lubang dan rusak. Sehingga,
saat melintasi jalan tersebut, kita merasa tidak nyaman. Jangankan para
wisatawan,
penduduk aslipun juga
akan merasa terganggu dengan infrastruktur yang buruk tersebut.
Bertumpu dari hal yang
telah disampaikan di atas, maka menjadi tantangan bagi kita untuk bangkit dan
mengambil langkah-langkah agar pariwisata Bali tetap berfokus pada budaya dan
kekayaan alamnya dan tidak terseret dengan masuknya arus globalisasi serta
modernisasi.
Sedangkan
untuk memulihkan kondisi pada sektor pariwisata dapat dilakukan langkah-langkah
antara lain meningkatkan promosi dan layanan maupun memperbanyak perwakilan biro
wisata di luar negri. Untuk bangkit dari keterpurukan, semua pihak harus
bangkit dan bekerja sama baik pemerintah maupun pelaku pariwisata dan
masyarakat.
My First Post
hei ho, this is my first post on my new blog.. aku suka
nulis si, tapi biasa nulis di buku diary (jaman-jaman smp) dan baru kali ni
nulis di blog. sebelumnya mungkin aku perkenalkan diri dulu, aku Yeni anak
bungsu dari 3 saudara yg dua-duanya laki-laki dengan jarak umur 13 dan 10
tahun. Terlihat gimana dimanjanya aku dirumah. Bisa dibilang aku seperti anak
perempuan yang dinanti-nantikan oleh keluarga. How lucky iam..
Sebagai anak bungsu yang dimanja segala apapun yang aku inginin pasti dipenuhin. Tapi bukan berarti aku anak manja yang males dan gak tau susah. Aku tau yang namanya susah, apalagi sewaktu bapakku meninggal dunia, kakakku yang pertama kerja diluar negeri bertahun-tahun, kakak kedua ku sudah berkeluarga, ibuku kerja, bisa dikatakan aku seperti gak punya siapa-siapa dirumah. Yaudah lah ya, gak mau melow-melow-an kyak sinetron intinya aku bersyukur apa yang aku punya sekarang.
Sebagai anak bungsu yang dimanja segala apapun yang aku inginin pasti dipenuhin. Tapi bukan berarti aku anak manja yang males dan gak tau susah. Aku tau yang namanya susah, apalagi sewaktu bapakku meninggal dunia, kakakku yang pertama kerja diluar negeri bertahun-tahun, kakak kedua ku sudah berkeluarga, ibuku kerja, bisa dikatakan aku seperti gak punya siapa-siapa dirumah. Yaudah lah ya, gak mau melow-melow-an kyak sinetron intinya aku bersyukur apa yang aku punya sekarang.
hidupku berubah drastis semenjak duduk dibangku kuliah.
Waktu SMA dulu pengen banget kuliah di Telkom Bandung nyari jurusan ilmu
komunikasinya, dan akhirnya keterima lewat jalur PMDK. udah bayar, udah daftar
ulang, eh mamaku jatuh sakit jadi mau gak mau impian ku itu harus direlakan
pergi gitu aja. dari situ aku jadi percaya, apa yang udah kita rencanain, udah
mateng, tetep aja Tuhan yang punya kuasa buat nentuin.
hidup jadi makin luntang-lantung gak ada tujuan. yang ada
dipikiranku saat itu aku musti kuliah tapi gak tau jurusan apa, gak tau mau
kuliah dimana. ikut SPMB gak lolos, ikut PMDK jalur ke-2 di UNUD lolos tapi
jurusan yang aku gak sukain. Akhirnya ada info FE UNUD buka test untuk diploma
dan ekstensi. pemikiran umur 18 tahun waktu itu kuliah ekstensi pasti sama
orang yang udah tua dan udah kerja jadi aku memilih untuk ikut test diploma dan
akhirnya lulus. segala sesuatunya pada saat itu aku urus sendiri. mulai dari
daftar, bayar, nyiapin keperluan, ke bukit semua sendiri. Kebukti kan aku bukan
anak bungsu manja yang kayak tuan putri..hehehe
hari pertama ospek, aku malu banget ketemu ma temen-temen SMA yang kuliah S1
reguler. aku masuk diploma III akuntansi yang gak perlu ikut test pun menurutku
pasti bakal lolos. dari situ aku tunjukin kalo ini bukan mauku kayak gini, tapi
ini emang udah takdirku yang musti dijalanin. Aku aktif dikegiatan ospek dan
alhamdulillah aku kepilih jadi Best Five (lima orang mahasiswa tumbal buat dikerjain senior) pada saat itu. Penghargaan itu buat
aku makin semangat buat nunjukin aku bisa seperti mereka. Aku ikut berbagai
macam kepanitiaan kegiatan kampus, aku masuk organisasi pers mahasiswa kampus.
awal ikut kepanitiaan aku jadi sie konsumsi lo, bangun jam 3 pagi
bungkus-bungkusin kue, ambil nasi, anter nasi, siapin coffe break, bersihin
sampah berserakan. Lalu aku nyoba daftar jadi anggota sie acara sampai pada
akhirnya aku jadi tukang yang nyuru-nyuru anggotaku di acara dan tukang ngasi nasehatnya nya sie acara. kereen gak tuuuuh :D
di organisasi pers mahasiswa, kalo dikampusku namanya Medikom (media ekonomika) awalnya juga aku hanya tim magang biasa sampai aku dikasi jabatan sebagai sekretaris dan akhirnya dikasi kepercayaan jadi Pimpinan Redaksi. Menjadi Pimpinan Redaksi bisa dibilang surprise banget buat aku. Aku yang gak tau apa-apa tentang jurnalistik atau bisa dibilang masih belajar malah dikasi kepercayaan segede itu. Sempet stress sampe nangis-nangis waktu deadline udah deket, atau pas anggota lagi jarang-jarangnya dateng rapat, tapi aku jalanin karna kalo akunya down, pasti anggotaku yang lain tambah down dan majalah gak bakal jalan. Syukur alhamdulillah aman selama setahun menjabat, 2 majalah berhasil terselesaikan berkat bantuan teman-teman yang sangat berjasa dalam hidupku. Mungkin lain waktu aku bakal nyritain secara spesifik tentang medikom ini, karna dari medikom ini muncul orang-orang yang berjasa dalam hidupku.. ceileee...
di organisasi pers mahasiswa, kalo dikampusku namanya Medikom (media ekonomika) awalnya juga aku hanya tim magang biasa sampai aku dikasi jabatan sebagai sekretaris dan akhirnya dikasi kepercayaan jadi Pimpinan Redaksi. Menjadi Pimpinan Redaksi bisa dibilang surprise banget buat aku. Aku yang gak tau apa-apa tentang jurnalistik atau bisa dibilang masih belajar malah dikasi kepercayaan segede itu. Sempet stress sampe nangis-nangis waktu deadline udah deket, atau pas anggota lagi jarang-jarangnya dateng rapat, tapi aku jalanin karna kalo akunya down, pasti anggotaku yang lain tambah down dan majalah gak bakal jalan. Syukur alhamdulillah aman selama setahun menjabat, 2 majalah berhasil terselesaikan berkat bantuan teman-teman yang sangat berjasa dalam hidupku. Mungkin lain waktu aku bakal nyritain secara spesifik tentang medikom ini, karna dari medikom ini muncul orang-orang yang berjasa dalam hidupku.. ceileee...
inilah wajahku waktu menjadi mahasiswa baru, masih polos dan lugu
ya intinya si aku pernah yang bener-bener ngerasain namanya saat-saat aku berada dititik terendah, tapi aku gak bisa ngeliatin ke orang-orang yang aku sayang. yang mereka tau aku tu anak bungsu yang manja, yang ceria, yang kalo minta apa pasti mereka bakal berusaha buat menuhin. Padahal mereka gak pernah tau, kadang aku pernah ngerasa down, sedih, kecewa, malu, pengen marah, aaaaah ya sudahlah. Toh segalanya alhamdulillah aku bisa atasin sendiri. aku jadi males yang namanya punya planing lagi dalam hidup. aku maunya jalanin aja, selagi jalanku itu positif, kenal banyak orang yang hebat-hebat, dan gak pernah malu buat nanya atau mencoba hal-hal baru pasti bakal ada jalan ko untuk menjadi sukses. Punya si impian dan cita-cita tapi gak mau terlalu menggebu-gebu lagi. Aku serahin aja ma yang punya hidup. Tuhan pasti tau ko yang terbaik buat umatnya. ya istilah kerennya Go With The Flow laah...
Subscribe to:
Posts (Atom)