Wednesday, December 12, 2012

Happy Wedding My bestiest Nabilah!!!

pagi itu tanggal 1 desember pukul 09.00 wita aku sudah berada dikediaman sahabatku nabilah.. yah di hari itu sahabatku akan segera melepas masa lajangnya dengan lelaki yang dikirim oleh Allah untuk menjalankan separuh agamanya hingga akhir hayat memanggilnya. Suasana meriah, haru, tawa berkumpul jadi satu di pagi itu.
 "Si pengantin prianya sudah datang!!" seketika suasana menjadi hening, ingin mendengar dengan kusyuk lantunan ijab kabul dari Kak Ridwan. setelah para saksi mengucapkan "SAH" aku melihat kak Ridwan meneteskan air matanya, terlihat dari dari raut wajahnya Ia sangat bahagia dan sangat lega akhirnya dapat meminang wanita yang Ia cintai itu. setelah itu Ia memasuki kamar pengantin untuk menjemput wanita yang baru Ia halalkan. Aku terharu ketika melihat Kak Ridwan menggenggam tangan Nabilah dengan erat. Aku tahu Nabilah seperti apa, sekalipun dy tidak pernah disentuh oleh pria yang bukan muhrimnya. Sungguh pintar Nabila menjaga tubuhnya agar hanya bisa disentuh dengan pria yang sudah halal baginya :')

Melihat pernikahan sahabatku Nabilah dan Kak Ridwan, aku jadi teringat akan sebuah cerita yang pernah aku baca di Novel karangan Habiburrahman El Shirazy yang berjudul "Di Atas Sajadah Cinta". Di cerita itu ada sepenggal surat dari Zahid seorang pemuda yang paling tampan yang sebagian besar waktunya Ia habiskan di masjid untuk beribadah dan menuntut ilmu. Surat itu dy tulis untuk wanita yang Ia cintai bernama Afirah. berikut isi dari surat itu :

Kepada Afirah,
Salamullahi'alaki, 
Benar aku sangat mencintaimu. Namun sakit dan deritaku ini tidaklah semata-mata karena rasa cintaku padamu. Sakitku ini karena aku menginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan pahala dan diridhai Allah 'Azza Wa Jalla. Inilah yang kudamba. Dan aku ingin mendamba yang sama. Bukan sebuah cinta yang menyeret kepada kenistaan dosa dan murka-Nya. 
Afirah,
Jika kita terus bertakwa, Allah akan memberikan jalan keluar. Tak ada yang bisa aku lakukan saat ini kecuali menangis pada-Nya. Tidak mudah meraih cinta berbuah pahala. Namun aku sangat yakin dengan firmannya :
"Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (yaitu surga)" 

Wassalam, 
Zahid

dari cerita "Di Atas Sajadah Cinta" itu dan dari kenyataan yang telah aku lihat (pernikahan Nabilah dan Kak Ridwan) sungguh aku tidak bisa mendustai lagi bahwa benar adanya yang telah di firmankan oleh Allah bahwa wanita-wanita yang baik akan mendapatkan laki-laki yang baik. Jodohmu adalah cerminan akan dirimu. Ya Allah sungguh aku tak bisa memendung lagi tangis bahagiaku, melihat sahabatku telah menemukan jodoh yang insya Allah akan membimbingnya untuk bersama-sama meraih surga-Mu. Sungguh aku tidak bisa berhenti bersyukur, dan berdoa agar nantinya aku bernasib sama seperti sahabatku Nabilah itu.

Happy Wedding sahabatku Nabilah. Inilah janji yang telah Allah buktikan kepadamu. penantianmu, bagaimana hebatnya kau menjaga hati dan tubuhmu untuk lelaki baik yang dikirimkan Allah untukmu. Semoga cinta kalian berdua adalah cinta yang agung dan indah karena didasarkan atas cinta yang lebih besar kepada Allah SWT. Semoga segera diberikan anak yang soleh dan solehah. Aaaamiiiin ya Rabb :')




Sunday, December 2, 2012

Dimana Tuhan itu Sebenarnya?

apa yang ada di benak kalian jika bertemu dengan perempuan berhijab? pasti yang ada adalah wanita sholehah, tidak pernah melakukan dosa, sempurna, suci dan sebagainya. padahal yang saya tahu seluruh perempuan muslim yang sudah akil baligh wajib hukumnya menggunakan hijab. tapi entah kenapa pandangan orang yang melihat seorang perempuan tiba-tiba menggunakan hijab pasti dikatakan sudah tobat :)
ya benar perempuan itu sedang bertobat, sedang melaksanakan kewajibannya, walaupun kadang masih belum sempurna, dilakukan hanya karena rindu akan surga yang telah Allah janjikan kepadanya.

saya dibesarkan di keluarga muslim, namun dari lahir lingkungan saya tidak fanatik akan agama. saya tidak disekolahkan di sekolah islam dari TK sampai kuliah. lingkungan rumah saya campur ada agama hindu, kristen, dan islam. di gang rumah saya ada masjid besar, sebelahnya berdempetan dengan gereja protestan, dan disamping kirinya bersebelahan dengan rumah pemangku. namun, kita tidak pernah ada selisih pendapat, kita hidup berdampingan dan saling menghormati.

setiap orang pasti pernah merasakan dimana suatu titik dy merasa sangat dekat dengan Tuhannya. Namun, sampai sekarang jujur saya belum pernah merasakannya. Saya hanya melaksanakan kewajiban, yaitu sholat 5 waktu, kadang berpuasa sunah, kadang pula sholat dhuha, tahajud, baca alquran, menggunakan hijab jika keluar rumah, namun belum pernah yang namanya merasakan benar-benar Allah ada di dekat aku. entah Allah yang menjauh, atau hati aku yang belum mau mendekat.

yang menjadi pertanyaan bagaimana caranya agar Allah dekat dengan kita? aku melaksanakan apa yang Allah perintahkan ko, namun kenapa aku ngerasa Allah tidak bersahabat sama aku. Apa belum ada keikhlasan dari aku buat beribadah. Kenapa doa-doa aku gak dikabulin sama Allah. apa yang kurang?
pernah suatu kesempatan mengikuti acara tausyah, disana saya benar-benar nangis, saya takut sama neraka yang digambarkan, saya teringat dosa-dosa yang telah saya lakukan. Namun, cuman sampai disitu, besoknya berbuat dosa lagi. Jadi sebenarnya dimana sih Allah itu? apa sih maksudnya dy menciptakan dunia ini kalo pada akhirnya dy juga menciptakan kiamat buat menghancurkan semuanya?

Hingga aku memutuskan menggunakan hijab walaupun belum sepenuhnya masih lepas pakai. aku tidak pernah peduli bagaimana pandangan orang. aku gak mau menjadi wanita munafik. aku berhijab karena aku punya janji sama Allah. Itu urusan aku sama Allah, urusan personal. Namun kenapa Allah masih menjauh? apa karena aku belum sepenuhnya berhijab jadi Allah marah sama aku? apa Allah tidak melihat ibadah-ibadah aku yang lain? Kenapa teman-teman aku yang agamanya belum sempurna malah kehidupannya sangat sempurna. punya keluarga lengkap, pasangan yang sangat mencintainya, keberuntungan yang datang terus menerus. Tapi kenapa tidak denganku padahal aku berusaha melaksanakan segala kewajiban yang Allah suruh.

dan sekarang aku sadar, aku belum ikhlas cinta sama Allah. aku hanya sekedar menjalankan kewajibannya, namun tidak pernah ikhlas melaksanakannya. aku hanya ingin mendapat reward atas apa yang aku lakukan. aku hanya mengejar kebahagiaan duniawi. sebenarnya Tuhan itu ada didalam hati kita masing-masing. bagaimana kita seharusnya mengikhlaskan diri kita dan biarkan Allah yang mengatur semuanya. sekarang aku mencoba berdamai dengan hati aku, mencoba menjadi wanita yang lebih baik, memantaskan diri, menyempurnakan diri walopun tidak ada manusia sempurna.. yaah sangat susah, susah banget. tapi aku yakin, Allah selalu dihati aku, selalu sayang sama aku. Dan Allah punya skenario indah buat kehidupan aku. :)